LAB 1.2.5 DECIMAL TO BINARY CONVERSION
Convert the following decimal values to binary values
a) 123 : 1111011
b) 202 : 11001010
c) 67 :1000011
d) 7 :0111
e) 252 :11111100
f) 91 :1011011
g) 116.127.71.3 :1110100.1111111.1000111.0011
h) 255.255.255.0 :11111111.11111111.11111111.0000
i) 192.143.255.255 :11000000.10001111.11111111.11111111
j) 12.101.9.16 :1100.1100101.1001.10000
LAB 1.2.6 BINARY TO DECIMAL CONVERSION
Convert the following binary values to decimals
a) 1110 : 14
b) 100110 : 38
c) 11111111 : 255
d) 11010011 : 211
e) 01000001 : 65
f) 11001110 : 206
g) 01110101 : 181
h) 10001111 : 143
i) 11101001.00011011.10000000.10100100 : 233.27.128.164
j) 10101010.00110100.11100110.00010111 : 170.52.230.23
LAB 1.2.5 HEXADECIMAL CONVERSIONS
Convert the following values to the other two forms :
Decimal :169
Hex: a9
Binary: 10101001
2) Decimal: 255
Hex: FF
Binary: 11111111
3) Decimal:
Hex: Bad1
Binary:
4) Decimal: 231.99.28
Hex: E7-63-1C
Binary: 1110011.11000011.11100
5) Decimal:53
Hex:35
Binary: 110100
6) Decimal:115
Hex: 73
Binary: 1110011
7) Decimal: 19
Hex: 13
Binary: 10011
8) Decimal: 212.65.119.45
Hex: D4-41-77-2D
Binary: 11010100.1000001.1110111.101101
9) Decimal: 170
Hex: 1A
Binary: 10101010
10) Decimal: 6
Hex: 6
Binary : 110
11) Decimal: 252.60
Hex: FC-3C
Binary: 11111100.00111100
12) Decimal: 12.256.240.255
Hex: C-80-F-FF
Binary: 00001100.1000000.11110000.11111111
02 Maret 2009
Tugas Jarkom 3
02 Februari 2009
Profil Lionel Messi
Nama Lengkap : Lionel Andres Messi
Lahir : 24 Juni 1987
Tempat Lahir : Rosario, Argentina
Tinggi : 169 cm
Berat : 67 kg
Julukan : Leo, La Pulga, The Messiah
Posisi : Striker / Gelandang Serang
Klub : Barcelona
Karier Klub : - 1995-2000 Newell's Old Boys 2000-2004
- Barcelona (junior) 2004-kini Barcelona
Penampilan Timnas : 12 (2)
Prestasi : -Juara Kejuaraan Dunia U-20 2005 (Argentina)
-Juara La Liga 2004/05 (Barcelona)
-Juara La Liga 2005/06 (Barcelona)
-Juara Liga Champion 2005/06 (Barcelona)
-Juara Supercopa de Espana 2005 (Barcelona)
-Juara Supercopa de Espana 2006 (Barcelona)
Penghargaan : -Bola Emas Kejuaraan Dunia U-20 2005
-Sepatu Emas Kejuaraan Dunia U-20 2005
-Pemain Terbaik Kejuaraan Dunia U-20 2005
-Olimpia de Plata/Pemain Terbaik Argentina 2005
-Pemain Muda Terbaik 2006 versi FIFPro.
Sang Mesias
Musim 2006 sedikitnya ada empat hattrick tercipta di La Liga, tapi tak ada yang sedahsyat hasil karya Lionel Messi dalam super clasico versus Real Madrid di Nou Camp, yang berakhir 3-3, pekan lalu. Perfecto! Trigol pertama dibukukan eks striker Sevilla yang kini berbaju West Ham, Blanco Kepa, pada jornada pertama ke gawang Levante. Dua lainnya dibuat Ruud van Nistelrooy saat melawan Levante (pekan ke-2) dan Osasuna (pekan ke-10). Namun, trigol Messi paling dibicarakan orang. Gelontoran golnya pada menit ke-11, 28, dan 90, Sabtu (10/3), makin mengukuhkan julukan Messiah (Mesias alias Juru selamat) yang disematkan kepadanya. Keberhasilan Barcelona memetik hasil imbang kian berarti lantaran tuan rumah bermain dengan 10 orang sejak babak kedua. “Ini partai spesial. Saya dua kali main melawan Madrid di Bernabeu, namun tak bisa membobol gawang lawan. Untung kali ini saya bisa melakukannya dan bahkan mencetak tiga gol,” tutur bocah ajaib berusia 19 tahun tersebut kepada Mundo Deportivo. Hattrick perdana Leo bersama El Barca tersebut juga menandai gol pertamanya sejak kembali merumput bulan lalu. Ia sempat absen gara-gara tulang metatarsalnya di kaki kiri retak saat melawan Real Zaragoza pada 12 November silam.
Talenta Besar
Dengan performa brilian, wajar pelatih Barcelona, Frank Rijkaard, yang memberi kesempatan debut kepada Leo pada 16 Oktober 2004 ketika masih berusia 17 tahun, merasa sangat puas. “Ia dibekali talenta yang sangat besar,” ucapnya. Pelatih Madrid, Fabio Capello, juga memuji remaja Argentina tersebut. “Seperti Ronaldinho, Messi memiliki kualitas luar biasa. Ia dapat mengelabuimu kapan saja.” Messi, yang sudah mencicipi debut timnas senior pada usia 18 juga, juga disanjung pers Matador. “Kecepatannya membuat Madrid porak-poranda,” tulis El Pais. Sementara itu, El Mundo Deportivo menilai Messi sebagai “pahlawan di superclasico yang amat spektakuler.” Sabtu lalu Messi memamerkan kaus dalamnya saban mencetak gol. Di sana tertulis kalimat bahasa Spanyol yang artinya “Tetap kuat, Paman!” “Itu pesan untuk paman yang juga ayah baptisku. Ia seperti papaku. Ia tinggal di Argentina dan sehari sebelumnya ayahnya meninggal,” ungkap Messi.
Dianggap Adik oleh Ronaldinho
Setiap pemain pernah menjalani tahun yang istimewa. Bagi Lionel Messi, 2005 sungguh merupakan tahun di mana kariernya benar-benar meroket. Pada musim 2004/2005, Messi hanyalah seorang Latino berbakat yang lulus dari tim junior untuk bermain bersama tim Barcelona B. Ia memang sempat tujuh kali menerobos tim utama--dan menjadi pemain termuda yang mencetak gol bagi El Barca (di usia 17). Namun, jika ditotal, selama musim itu ia baru bermain selama 77 menit di tim utama. Peruntungannya berubah pada Juli, saat Leo terbang ke Belanda mengikuti Piala Dunia Junior (U-20). Argentina sukses merebut trofi dan Messi selaku raja gol (dengan 6 gol dari 7 partai) dinobatkan sebagai pemain terbaik. Para petinggi Azulgrana pun tersentak. Presiden klub, Juan Laporta, buru-buru menyusul ke Belanda guna menyodorkan kontrak baru sekaligus menaikkan gaji Messi. Maklum, Real Madrid, Inter, Arsenal, Milan, dan Rangers mulai mendekati pemain ini. Dari kontrak tim cadangan yang cuma 100.000 pound per tahun, Messi kini menerima sedikitnya tiga juga pound per tahun hingga 2014. Ia juga diikat buy out clause dengan nilai setara Ronaldinho, yakni 100 juta pound. Ini pertanda kubu El Barca pun ketika itu tak sadar sedang memiliki mutiara terpendam.
Disukai Ronaldinho Dkk.
Sejak musim 2005/06, Messi resmi menghuni skuad utama Barcelona yang bertabur bintang. Proses adaptasi berjalan lancar lantaran ia disukai para pemain berdarah Brasil macam Ronaldinho dan Deco. Ruang ganti Nou Camp berbentuk seperti huruf “L”. Para newcomer serta pemain muda cenderung menempati sisi yang lebih kecil, sedangkan sisi yang luas biasanya jadi tempat nongkrong muka-muka lama. Namun, Messi mendapat tempat untuk duduk bergaul dengan para senior atas permintaan Ronaldinho. “Dia sudah seperti adik saya sendiri,” cetus Ronnie, yang sering mengajak Leo main gim sepakbola di Playstation. “Semua pemain bersikap baik kepada anakku, khususnya para Braziliano,” kisah Jorge, sang ayah kandung. “Sylvinho bersikap seperti ayah kedua. Deco kerap menemaninya berbelanja dan juga ke salon tempat cukur rambut yang biasa dikunjungi para pemain Brasil.” “Anak-anak Brasil memang sangat bersahabat,” tukas Leo. “Terkadang Ronnie berseloroh kepadaku, ‘Hey, Dik. Kamu satu-satunya pemain Argentina yang kami perlakukan seperti ini, lho!’ Saya geli mendengarnya. Hahaha….”
Hormon Pertumbuhan
Lionel Messi lahir dan dibesarkan di Rosario, kota kecil berjarak sekitar 300-an kilometer dari Buenos Aires. Di usia 13 tahun, ia hijrah ke La Masia, Akademi Sepakbola Barcelona. Sebelumnya ia belajar menendang bola di Newell’s Old Boys, klub legendaris Argentina yang telah melahirkan sosok seperti Gabriel Batistuta. Mau tahu kenapa ia memutuskan pindah ke Spanyol? Karena keluarganya tak sanggup membiayai pengobatan Messi yang mencapai 1.800 dolar setiap dua bulan. Saat itu ia memang menderita kekurangan hormon yang membuatnya tak tumbuh normal. Konon, dengan tinggi badan tak sampai 150 cm, kaki Messi kecil tak pernah bisa menyentuh tanah saat sedang duduk di bangku cadangan. Newell’s menolak mengeluarkan uang dan Messi pun cabut. Kebetulan ia memang memiliki keluarga berlatar belakang Catalan dan Italia. Ia pun langsung menyukai Spanyol saat berlibur mengunjungi sepupunya di sana.
The New Maradona
Sejauh ini ada beberapa Argentino yang disebut-sebut sebagai “Maradona baru”. Namun, cuma Lionel Messi yang dianggap paling pas menyandang status tersebut. Well, setidaknya itu menurut pengamatan si Diego Maradona asli. “Ia berbeda,” ungkap Maradona seperti dilansir Four Four Two. “Tak sama dengan Pablo Aimar, Juan Riquelme, atau Andres D’Alessandro. Messi seperti punya gigi ekstra, seperti mobil dengan enam kecepatan.” “Yang paling mengejutkanku adalah ia tak punya masalah dengan kontrol bola. Sepertinya bola selalu menempel di kakinya. Ia merasakan bola tersebut. Itu yang membuatnya berbeda,” puji El Diego. Kepribadian Messi yang rendah hati juga menjadi sorotan sang legenda. “Ia bisa mengatasi segala sesuatu. Meski dengan label ‘Penyelamat’ yang diberikan suporter. Yang paling menggembirakan adalah ia belum mencapai peak performance.” Dari segi postur dan skill, dua sosok ini memang punya banyak kesamaan: kidal, memiliki pusat gravitasi yang rendah (karena berpostur pendek), akselerasi mematikan, dan gocekan maut. Selaku host program televisi kondang Argentina, La Noche del Diez, Maradona pernah mengundang Messi ke studio dua tahun silam. “Saya telah melihat orang yang akan mewarisi tempatku di persepakbolaan Argentina. Namanya adalah Messi,” ujar Maradona di depan jutaan pemirsa.
13 Januari 2009
Biografi Avenged Sevenfold
Terbentuknya Avenged Sevenfold
Avenged Sevenfold terbentuk pada tahun 1999 di Orange County, California. Album pertama mereka, Sounding the Seventh Trumpet direkam ketika mereka masih berumur 18 tahun. Album ini dirilis dengan label Good Life Recordings, tetapi setelah gitaris Synyster Gates masuk Avenged Sevenfold, album ini dirilis ulang dengan label Hopeless Records. Lagu "To End The Rapture" juga direkam ulang, kali ini ditambahkan dengan permainan gitar Synyster Gates.
City of Evil (2005-2007)
Tahun 2005, Amerika Serikat tengah jenuh dengan musik hip-hop dan pop yang merajalela, lalu Avenged Sevenfold merilis album mereka City of Evil tepatnya pada tanggal 8 Juni, 2005. Hits single Bat Country merupakan lagu metal/rock pertama yang merajai MTV TRL. Mereka mempopulerkan kembali solo gitar dengan duet gitaris Synyster Gates dan Zacky Vengeance yang benar-benar memanaskan area moshpit. Album tersebut mendapat sertifikat gold dan memenangkan predikat Best New Artist in a Video di MTV VMA 2006 untuk lagu Bat Country.
Avenged Sevenfold (2007-saat ini)
Tahun 2007, mereka kembali masuk studio untuk merekam lagu terbaru mereka untuk studio album ke-5 mereka. Awal Agustus 2007, mereka menjalani tur Asia Pasifik mereka, dan sempat mampir di Indonesia dan memainkan lagu mereka pertama kali di depan publik. Lagu yang berjudul Almost Easy tersebut mendapat sambutan hangat dari penggemar di seluruh dunia. Ketika itu band punk Jogjakarta Endang Soekamti didaulat menjadi band pembuka.
Tahun 2008 ini, mereka berpartisipasi sebagai headliners di tour Taste of Chaos bersama dengan Bullet for My Valentine, Atreyu, Blessthefall dan Idiot Pilot. Ketika tour, mereka merekam sebuah DVD yang mengandung 6 lagu baru mereka.
Tanggal 22 Oktober 2008, Avenged Sevenfold akan kembali manggung di Indonesia masih dengan event organizer yang sama yakni Java Musikindo dan kali ini band heavy metal Jibril didaulat menjadi band pembuka.
Discography
Sounding the Seventh Trumpet (2001)
Waking the Fallen (2003)
City of Evil (2005)
Avenged Sevenfold (2007)
Live in the LBC & Diamonds in the Rough (2008)
Anggota saat ini
M. Shadows - vokal
Synyster Gates - gitar melodi, piano, vokal
Zacky Vengeance - gitar ritmik, vokal
Johnny Christ - bass, vokal
The Rev - drum, perkusi, vokal, piano
Ciri khas
Mereka cenderung memainkan nuansa agresif pada vokal, gitar, dan drum (bass tetap statis). Dengan sentuhan yang dinamis, mau keras atau lambat, mereka tetap menggunakan harmonisasi yang luar biasa dan komposisi yang teratur. Sebut saja lagu-lagu yang sedikit melow, seperti Seize The Day dan Dear God, gitarnya tetap di drop Dm seperti halnya metal-metal kebanyakan. Kemudian, ciri khasnya selain komposisi dan drop, Syn memasukkan nuansa sweep picking (arpeggio) di hampir semua lagunya. Keindahan sweep picking yang dipadukan dengan kromatik, slide, dan teknik-teknik lainnya bisa kita dengar di lagu The Wicked End. Kemudian selain itu, tidak lupa juga sentuhan akustik yang membawa suasana seperti di Hawaii, bisa kita dengar di lagu Sidewinder. Tapi, satu lagi ciri khas yang tidak pernah lepas dari mereka, menduetkan gitar Syn dan Zacky, memakai double bass dengan tempo yang beberapa kali lipat beat-nya dari biasanya.
02 Januari 2009
Sejarah Sumedang
Kerajaan Sumedang Larang adalah salah satu kerajaan Islam yang diperkirakan berdiri sejak abad ke-15 Masehi di Jawa Barat, Indonesia. Popularitas kerajaan ini tidak sebesar popularitas kerajaan Demak, Mataram, Banten dan Cirebon dalam literatur sejarah kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Tapi, keberadaan kerajaan ini merupakan bukti sejarah yang sangat kuat pengaruhnya dalam penyebaran Islam di Jawa Barat, seperti yang dilakukan oleh Kerajaan Cirebon dan Kerajaan Banten.
Daftar isi
1 Sejarah
2 Asal-mula nama
3 Pemerintahan berdaulat
3.1 Prabu Agung Resi Cakrabuana (950 M)
3.2 Ratu Pucuk Umun dan Pangeran Santri
3.3 Prabu Geusan Ulun
4 Pemerintahan di bawah Mataram
4.1 Dipati Rangga Gempol
4.2 Dipati Rangga Gede
4.3 Dipati Ukur
5 Pembagian wilayah kerajaan
6 Peninggalan budaya
7 Lihat pula
8 Catatan kaki
9 Pranala luar
Sejarah
Kerajaan Sumedang Larang (kini Kabupaten Sumedang) adalah salah satu dari berbagai kerajaan Sunda yang ada di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Terdapat kerajaan Sunda lainnya seperti Kerajaan Pajajaran yang juga masih berkaitan erat dengan kerajaan sebelumnya yaitu (Kerajaan Sunda-Galuh), namun keberadaan Kerajaan Pajajaran berakhir di wilayah Pakuan, Bogor, karena serangan aliansi kerajaan-kerajaan Cirebon, Banten dan Demak (Jawa Tengah). Sejak itu, Sumedang Larang dianggap menjadi penerus Pajajaran dan menjadi kerajaan yang memiliki otonomi luas untuk menentukan nasibnya sendiri.
1. Kerajaan Sumedang Larang (900 - 1601)
2. Pemerintahan Mataram II (1601 - 1706)
3. Pemerintahan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) (1706 - 1811)
4. Pemerintahan Inggris (1811 - 1816)
5. Pemerintahan Belanda / Nederland Oost-Indie (1816 - 1942)
6. Pemerintahan Jepang (1942 - 1945)
7. Pemerintahan Republik Indonesia (1945 - 1947)
8. Pemerintahan Republik Indonesia / Belanda (1947 - 1949)
9. Pemerintahan Negara Pasundan (1949 - 1950)
10. Pemerintahan Republik Indonesia (1950 - sekarang)
Asal-mula nama
Kerajaan Sumedang Larang berasal dari pecahan kerajaan Sunda-Galuh yang beragama Hindu, yang didirikan oleh Prabu Aji Putih atas perintah Prabu Suryadewata sebelum Keraton Galuh dipindahkan ke Pajajaran, Bogor. Seiring dengan perubahan zaman dan kepemimpinan, nama Sumedang mengalami beberapa perubahan. Yang pertama yaitu Kerajaan Tembong Agung (Tembong artinya nampak dan Agung artinya luhur) dipimpin oleh Prabu Guru Aji Putih pada abad ke XII. Kemudian pada masa zaman Prabu Tajimalela, diganti menjadi Himbar Buana, yang berarti menerangi alam, Prabu Tajimalela pernah berkata “Insun medal; Insun madangan”. Artinya Aku dilahirkan; Aku menerangi. Kata Sumedang diambil dari kata Insun Madangan yang berubah pengucapannya menjadi Sun Madang yang selanjutnya menjadi Sumedang. Ada juga yang berpendapat berasal dari kata Insun Medal yang berubah pengucapannya menjadi Sumedang dan Larang berarti sesuatu yang tidak ada tandingnya.
Pemerintahan berdaulat
1. Nama Raja-raja Kerajaan Sumedang Larang
a. Prabu Guru Aji Putih (900)
b. Prabu Agung Resi Cakrabuana / Prabu Taji Malela (950)
c. Prabu Gajah Agung (980)
d. Sunan Guling (1000)
e. Sunan Tuakan (1200)
f. Nyi Mas Ratu Patuakan (1450)
g. Ratu Pucuk Umun / Nyi Mas Ratu Dewi Inten Dewata (1530 - 1578)
h. Prabu Geusan Ulun / Pangeran Angkawijaya (1578 - 1601)
2. Nama Bupati Wedana Masa Pemerintahan Mataram II
a. R. Suriadiwangsa / Pangeran Rangga Gempol I (1601 - 1625)
b. Pangeran Rangga Gede (1625 - 1633)
c. Pangeran Rangga Gempol II (1633 - 1656)
d. Pangeran Panembahan / Pangeran Rangga Gempol III (1656 - 1706)
a. R. Suriadiwangsa / Pangeran Rangga Gempol I (1601 - 1625)
b. Pangeran Rangga Gede (1625 - 1633)
c. Pangeran Rangga Gempol II (1633 - 1656)
d. Pangeran Panembahan / Pangeran Rangga Gempol III (1656 - 1706)
3. Nama Bupati Wedana Masa Pemerintahan VOC, Inggris, Belanda dan Jepang
a. Dalem Tumenggung Tanumaja (1706 - 1709)
b. Pangeran Karuhun (1709 - 1744)
c. Dalem Istri Rajaningrat (1744 - 1759)
d. Dalem Anom (1759 - 1761)
e. Dalem Adipati Surianagara (1761 - 1765)
f. Dalem Adipati Surialaga (1765 - 1773)
g. Dalem Adipati Tanubaja (Parakan Muncang) (1773 - 1775)
h. Dalem Adipati Patrakusumah (Parakan Muncang) (1775 - 1789)
i. Dalem Aria Sacapati (1789 - 1791)
j. Pangeran Kornel / Pangeran Kusumahdinata (1791 - 1800)
k. Bupati Republik Batavia Nederland (1800 - 1810)
l. Bupati Kerajaan Nederland, dibawah Lodewijk, Adik Napoleon Bonaparte (1805 - 1810)
m. Bupati Kerajaan Nederland, dibawah Kaisar Napoleon Bonaparte (1810 - 1811)
n. Bupati Masa Pemerintahan Inggris (1811 - 1815)
o. Bupati Kerajaan Nederland (1815 - 1828)
p. Dalem Adipati Kusumahyuda / Dalem Ageung (1828 - 1833)
q. Dalem Adipati Kusumahdinata / Dalem Alit (1833 - 1834)
r. Dalem Tumenggung Suriadilaga / Dalem Sindangraja (1834 - 1836)
s. Pangeran Suria Kusumah Adinata / Pangeran Soegih (1836 - 1882)
t. Pangeran Aria Suria Atmaja / Pangeran Mekkah (1882 - 1919)
u. Dalem Adipati Aria Kusumahdilaga / Dalem Bintang (1919 - 1937)
v. Dalem Tumenggung Aria Suria Kusumah Adinata / Dalem Aria Sumantri (1937 - 1942)
w. Bupati Masa Pemerintahan Jepang (1942 - 1945)
x. Bupati Masa Peralihan Republik Indonesia (1945 - 1946)
7. Bupati Masa Pemerintahan Republik Indonesia
a. Radi (Sentral Organisasi Buruh Republik Indonesia) (1950)
b. Raden Abdurachman Kartadipura (1950 - 1951)
c. Sulaeman Suwita Kusumah (1951 - 1958)
d. Antan Sastradipura (1958 - 1960)
e. Muhammad Hafil (1960 - 1966)
f. Adang Kartaman (1966 - 1970)
g. Drs. Supian Iskandar (1970 - 1972)
h. Drs. Supian Iskandar (1972 - 1977)
i. Drs. Kustandi Abdurahman (1977 - 1983)
j. Drs. Sutarja (1983 - 1988)
k. Drs. Sutarja (1988 - 1993)
Prabu Agung Resi Cakrabuana (950 M)
Prabu Agung Resi Cakrabuana atau lebih dikenal Prabu Tajimalela dianggap sebagai pokok berdirinya Kerajaan Sumedang. Pada awal berdiri bernama Kerajaan Tembong Agung dengan ibukota di Leuwihideung (sekarang Kecamatan Darmaraja). Beliau punya tiga putra yaitu Prabu Lembu Agung, Prabu Gajah Agung, dan Sunan Geusan Ulun.
Berdasarkan Layang Darmaraja, Prabu Tajimalela memberi perintah kepada kedua putranya (Prabu Lembu Agung dan Prabu Gajah Agung), yang satu menjadi raja dan yang lain menjadi wakilnya (patih). Tapi keduanya tidak bersedia menjadi raja. Oleh karena itu, Prabu Tajimalela memberi ujian kepada kedua putranya jika kalah harus menjadi raja. Kedua putranya diperintahkan pergi ke Gunung Nurmala (sekarang Gunung Sangkanjaya). Keduanya diberi perintah harus menjaga sebilah pedang dan kelapa muda (duwegan/degan). Tetapi, Prabu Gajah Agung karena sangat kehausan beliau membelah dan meminum air kelapa muda tersebut sehingga beliau dinyatakan kalah dan harus menjadi raja Kerajaan Sumedang Larang tetapi wilayah ibu kota harus mencari sendiri. Sedangkan Prabu Lembu Agung tetap di Leuwihideung, menjadi raja sementara yang biasa disebut juga Prabu Lembu Peteng Aji untuk sekedar memenuhi wasiat Prabu Tajimalela. Setelah itu Kerajaan Sumedang Larang diserahkan kepada Prabu Gajah Agung dan Prabu Lembu Agung menjadi resi. Prabu Lembu Agung dan pera keturunannya tetap berada di Darmaraja. Sedangkan Sunan Geusan Ulun dan keturunannya tersebar di Limbangan, Karawang, dan Brebes.
Setelah Prabu Gajah Agung menjadi raja maka kerajaan dipindahkan ke Ciguling. Ia dimakamkan di Cicanting Kecamatan Darmaraja. Ia mempunyai dua orang putra, pertama Ratu Istri Rajamantri, menikah dengan Prabu Siliwangi dan mengikuti suaminya pindah ke Pakuan Pajajaran. Kedua Sunan Guling, yang melanjutkan menjadi raja di Kerajaan Sumedang Larang. Setelah Sunan Guling meninggal kemudian dilanjutkan oleh putra tunggalnya yaitu Sunan Tuakan. Setelah itu kerajaan dipimpin oleh putrinya yaitu Nyi Mas Ratu Patuakan. Nyi Mas Ratu Patuakan mempunyai suami yaitu Sunan Corenda, putra Sunan Parung, cucu Prabu Siliwangi (Prabu Ratu Dewata). Nyi Mas Ratu Patuakan mempunyai seorang putri bernama Nyi Mas Ratu Inten Dewata (1530-1578), yang setelah ia meninggal menggantikannya menjadi ratu dengan gelar Ratu Pucuk Umun.
Ratu Pucuk Umun menikah dengan Pangeran Kusumahdinata, putra Pangeran Pamalekaran (Dipati Teterung), putra Aria Damar Sultan Palembang keturunan Majapahit. Ibunya Ratu Martasari/Nyi Mas Ranggawulung, keturunan Sunan Gunung Jati dari Cirebon. Pangeran Kusumahdinata lebih dikenal dengan julukan Pangeran Santri karena asalnya yang dari pesantren dan perilakunya yang sangat alim. Dengan pernikahan tersebut berakhirlah masa kerajaan Hindu di Sumedang Larang. Sejak itulah mulai menyebarnya agama Islam di wilayah Sumedang Larang.
Ratu Pucuk Umun dan Pangeran Santri
Pada pertengahan abad ke-16, mulailah corak agama Islam mewarnai perkembangan Sumedang Larang. Ratu Pucuk Umun, seorang wanita keturunan raja-raja Sumedang kuno yang merupakan seorang Sunda muslimah; menikahi Pangeran Santri (1505-1579 M) yang bergelar Ki Gedeng Sumedang dan memerintah Sumedang Larang bersama-sama serta menyebarkan ajaran Islam di wilayah tersebut. Pangeran Santri adalah cucu dari Syekh Maulana Abdurahman (Sunan Panjunan) dan cicit dari Syekh Datuk Kahfi, seorang ulama keturunan Arab Hadramaut yang berasal dari Mekkah dan menyebarkan agama Islam di berbagai penjuru daerah di kerajaan Sunda. Pernikahan Pangeran Santri dan Ratu Pucuk Umun ini melahirkan Prabu Geusan Ulun atau dikenal dengan Prabu Angkawijaya. Pada masa Ratu Pucuk Umun, ibukota Kerajaan Sumedang Larang dipindahkan dari Ciguling ke Kutamaya.
Dari pernikahan Ratu Pucuk Umun dengan Pangeran Santri memiliki enam orang anak, yaitu :
Pangeran Angkawijaya (yang tekenal dengan gelar Prabu Geusan Ulun)
Kiyai Rangga Haji, yang mengalahkan Aria Kuda Panjalu ti Narimbang, supaya memeluk agama Islam.
Kiyai Demang Watang di Walakung.
Santowaan Wirakusumah, yang keturunannya berada di Pagaden dan Pamanukan, Subang.
Santowaan Cikeruh.
Santowaan Awiluar.
Ratu Pucuk Umun dimakamkan di Gunung Ciung Pasarean Gede di Kota Sumedang.
Prabu Geusan Ulun
Prabu Geusan Ulun (1580-1608 M) dinobatkan untuk menggantikan kekuasaan ayahnya, Pangeran Santri. Beliau menetapkan Kutamaya sebagai ibukota kerajaan Sumedang Larang, yang letaknya di bagian Barat kota. Wilayah kekuasaannya meliputi Kuningan, Bandung, Garut, Tasik, Sukabumi (Priangan) kecuali Galuh (Ciamis). Kerajaan Sumedang pada masa Prabu Geusan Ulun mengalami kemajuan yang pesat di bidang sosial, budaya, agama, militer dan politik pemerintahan. Setelah wafat pada tahun 1608, putera angkatnya, Pangeran Rangga Gempol Kusumadinata atau Rangga Gempol I, yang dikenal dengan nama Raden Aria Suradiwangsa menggantikan kepemimpinannya.
Pada masa awal pemerintahan Prabu Geusan Ulun, Kerajaan Pajajaran Galuh Pakuan sedang dalam masa kehancurannya karena diserang oleh Kerajaan Banten yang dipimpin Sultan Maulana Yusuf dalam rangka menyebarkan Agama Islam. Oleh karena penyerangan itu Kerajaan Pajajaran hancur. Pada saat-saat kekalahan Kerajaan Pajajaran, Prabu Siliwangi sebelum meninggalkan Keraton beliau mengutus empat prajurit pilihan tangan kanan Prabu Siliwangi untuk pergi ke Kerajaan Sumedang dengan rakyat Pajajaran untuk mencari perlindungan yang disebut Kandaga Lante. Kandaga Lante tersebut menyerahkan mahkota emas simbol kekuasaan Raja Pajajaran, kalung bersusun dua dan tiga, serta perhiasan lainnya seperti benten, siger, tampekan, dan kilat bahu (pusaka tersebut masih tersimpan di Museum Prabu Geusan Ulun si Sumedang). Kandaga Lante yang menyerahkan tersebut empat orang yaitu Sanghyang Hawu atau Embah Jayaperkosa, Batara Dipati Wiradijaya atau Embah Nangganan, Sanghyang Kondanghapa, dan Batara Pancar Buana atau Embah Terong Peot.
Walaupun pada waktu itu tempat penobatan raja direbut oleh pasukan Banten (wadyabala Banten) tetapi mahkota kerajaan terselamatkan. Dengan diberikannya mahkota tersebut kepada Prabu Geusan Ulun, maka dapat dianggap bahwa Kerajaan Pajajaran Galuh Pakuan menjadi bagian Kerajaan Sumedang Larang, sehingga wilayah Kerajaan Sumedang Larang menjadi luas. Batas wilayah baratnya Sungai Cisadane, batas wilayah timurnya Sungai Cipamali (kecuali Cirebon dan Jayakarta), batas sebelah utaranya Laut Jawa, dan batas sebelah selatannya Samudera Hindia.
Secara politik Kerajaan Sumedang Larang didesak oleh tiga musuh: yaitu Kerajaan Banten yang merasa terhina dan tidak menerima dengan pengangkatan Prabu Geusan Ulun sebagai pengganti Prabu Siliwangi; pasukan VOC di Jayakarta yang selalu mengganggu rakyat; dan Kesultanan Cirebon yang ditakutkan bergabung dengan Kesultanan Banten. Pada masa itu Kesultanan Mataram sedang pada masa kejayaannya, banyak kerajaan-kerajaan kecil di Nusantara yang menyatakan bergabung kepada Mataram. Dengan tujuan politik pula akhirnya Prabu Geusan Ulun menyatakan bergabung dengan Kesultanan Mataram dan beliau pergi ke Demak dengan tujuan untuk mendalami agama Islam dengan diiringi empat prajurit setianya (Kandaga Lante). Setelah dari pesantren di Demak, sebelum pulang ke Sumedang ia mampir ke Cirebon untuk bertemu dengan Panembahan Ratu penguasa Cirebon, dan disambut dengan gembira karena mereka berdua sama-sama keturunan Sunan Gunung Jati.
Dengan sikap dan perilakunya yang sangat baik serta wajahnya yang rupawan, Prabu Geusan Ulun disenangi oleh penduduk di Cirebon. Permaisuri Panembahan Ratu yang bernama Ratu Harisbaya jatuh cinta kepada Prabu Geusan Ulun. Ketika dalam perjalanan pulang ternyata tanpa sepengetahuannya, Ratu Harisbaya ikut dalam rombongan, dam karena Ratu Harisbaya mengancam akan bunuh diri akhirnya dibawa pulang ke Sumedang. Karena kejadian itu, Panembahan Ratu marah besar dan mengirim pasukan untuk merebut kembali Ratu Harisbaya sehingga terjadi perang antara Cirebon dan Sumedang.
Akhirnya Sultan Agung dari Mataram meminta kepada Panembahan Ratu untuk berdamai dan menceraikan Ratu Harisbaya yang aslinya dari Pajang-Demak dan dinikahkan oleh Sultan Agung dengan Panembahan Ratu. Panembahan Ratu bersedia dengan syarat Sumedang menyerahkan wilayah sebelah barat Sungai Cilutung (sekarang Majalengka) untuk menjadi wilayah Cirebon. Karena peperangan itu pula ibukota dipindahkan ke Gunung Rengganis, yang sekarang disebut Dayeuh Luhur.
Prabu Geusan Ulun memiliki tiga orang istri: yang pertama Nyi Mas Cukang Gedeng Waru, putri Sunan Pada; yang kedua Ratu Harisbaya dari Cirebon, dan yang ketiga Nyi Mas Pasarean. Dari ketiga istrinya tersebut ia memiliki lima belas orang anak:
Pangeran Rangga Gede, yang merupakan cikal bakal bupati Sumedang
Raden Aria Wiraraja, di Lemahbeureum, Darmawangi
Kiyai Kadu Rangga Gede
Kiyai Rangga Patra Kalasa, di Cundukkayu
Raden Aria Rangga Pati, di Haurkuning
Raden Ngabehi Watang
Nyi Mas Demang Cipaku
Raden Ngabehi Martayuda, di Ciawi
Rd. Rangga Wiratama, di Cibeureum
Rd. Rangga Nitinagara, di Pagaden dan Pamanukan
Nyi Mas Rangga Pamade
Nyi Mas Dipati Ukur, di Bandung
Rd. Suridiwangsa, putra Ratu Harisbaya dari Panemabahan Ratu
Pangeran Tumenggung Tegalkalong
Rd. Kiyai Demang Cipaku, di Dayeuh Luhur.
Prabu Geusan Ulun merupakan raja terakhir Kerajaan Sumedang Larang, karena selanjutnya menjadi bagian Mataram dan pangkat raja turun menjadi adipati (bupati).
Pemerintahan di bawah Mataram
Dipati Rangga Gempol
Pada saat Rangga Gempol memegang kepemimpinan, pada tahun 1620 M Sumedang Larang dijadikannya wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram di bawah Sultan Agung, dan statusnya sebagai 'kerajaan' dirubahnya menjadi 'kabupatian wedana'. Hal ini dilakukannya sebagai upaya menjadikan wilayah Sumedang sebagai wilayah pertahanan Mataram dari serangan Kerajaan Banten dan Belanda, yang sedang mengalami konflik dengan Mataram. Sultan Agung kemudian memberikan perintah kepada Rangga Gempol beserta pasukannya untuk memimpin penyerangan ke Sampang, Madura. Sedangkan pemerintahan untuk sementara diserahkan kepada adiknya, Dipati Rangga Gede.
Dipati Rangga Gede
Ketika setengah kekuatan militer kadipaten Sumedang Larang diperintahkan pergi ke Madura atas titah Sultan Agung, datanglah dari pasukan Kerajaan Banten untuk menyerbu. Karena Rangga Gede tidak mampu menahan serangan pasukan Banten, ia akhirnya melarikan diri. Kekalahan ini membuat marah Sultan Agung sehingga ia menahan Dipati Rangga Gede, dan pemerintahan selanjutnya diserahkan kepada Dipati Ukur.
Dipati Ukur
Sekali lagi, Dipati Ukur diperintahkan oleh Sultan Agung untuk bersama-sama pasukan Mataram untuk menyerang dan merebut pertahanan Belanda di Batavia (Jakarta) yang pada akhirnya menemui kegagalan. Kekalahan pasukan Dipati Ukur ini tidak dilaporkan segera kepada Sultan Agung, diberitakan bahwa ia kabur dari pertanggung jawabannya dan akhirnya tertangkap dari persembunyiannya atas informasi mata-mata Sultan Agung yang berkuasa di wilayah Priangan.
Pembagian wilayah kerajaan
Setelah habis masa hukumannya, Dipati Rangga Gede diberikan kekuasaan kembali untuk memerintah di Sumedang. Sedangkan wilayah Priangan di luar Sumedang dan Galuh (Ciamis), oleh Mataram dibagi menjadi tiga bagian[3]:
Kabupaten Sukapura, dipimpin oleh Ki Wirawangsa Umbul Sukakerta, gelar Tumenggung Wiradegdaha/R. Wirawangsa,
Kabupaten Bandung, dipimpin oleh Ki Astamanggala Umbul Cihaurbeuti, gelar Tumenggung Wirangun-angun,
Kabupaten Parakanmuncang, dipimpin oleh Ki Somahita Umbul Sindangkasih, gelar Tumenggung Tanubaya.
Kesemua wilayah tersebut berada dibawah pengawasan Rangga Gede (atau Rangga Gempol II), yang sekaligus ditunjuk Mataram sebagai Wadana Bupati (kepala para bupati) Priangan.
Peninggalan budaya
Hingga kini, Sumedang masih berstatus kabupaten, sebagai sisa peninggalan konflik politik yang banyak diintervensi oleh Kerajaan Mataram pada masa itu. Adapun artefak sejarah berupa pusaka perang, atribut kerajaan, perlengkapan raja-raja dan naskah kuno peninggalan Kerajaan Sumedang Larang masih dapat dilihat secara umum di Museum Prabu Geusan Ulun, Sumedang letaknya tepat di selatan alun-alun kota Sumedang, bersatu dengan Gedung Srimanganti dan bangunan pemerintah daerah setempat.
Langganan:
Postingan (Atom)